Ketika anak perempuan lain memiliki kuncir dan jepitan lucu di ranbut mereka, aku memiliki rambut pendek seperti anak laki-laki. Ketika anak perempuan seumuranku memakai rok dan pakaian berwana pink, sedangkan aku memakai kaus bergambar Mickey Mouse dengan celana jins selutut. Aku benar-benar mirip anak laki-laki yaktu itu, yang membedakan mungkin hanya nting-anting di telingaku waktu itu. Aku juga tidak tau, itu obsesi ayahku yang ingin memiliki anak laki-laki atau aku yang tomboi. Mungkin juga ibuku yang sibuk dengan adikku yang kecil-kecil sehingga tidak sempat mendandani diriku seperti teman-temanku yang lain. Tapi ibuku lebih suka menghabiskan waktunya untuk mengajari diriku, mulai dari membaca, menulis, mengaji dan bagaimana menjaga adikku. itulah mungkin yang membuatku lebih mandiri di banding anak lain seusiaku.
Ketomboyanku mulai menghilang ketika aku naik ke kelas 4 SD, pertama kalinya aku memilih baju berwarna pink dan jelana jins untuk cewek. Dan untuk pertama kali aku mulai memanjangkan rambutku. Tapi untuk urusan memanjangkan rambut tidak pernah bertahan lama. Mungkin kalau sudah melebihi pundak aku sudah tidak tahan untuk aku potong pendek lagi dan kebiasaan itu tidak hilang sampai sekarang (he he..). Umur 10 tahun aku memiliki satu lagi seorang adik laki-laki, saking mandirinya kelas 5 SD aku sudah bisa membantu ibuku untuk menyuapi bahkan bergantian menunggu adikku (dewasa sebelum waktunya..). Tapi kelas 6 SD aku sudah tidak bisa banyak lagi membantu ibuku karena siduk dengan dengan les dan persiapan unas. Itulah sidikit yang kuingat dari masa kanak-kanakku.